Kata
“drama”
berasal dari bahasa Yunani “draomai” yang berarti berbuat, berlaku, bertindak,
atau beraksi. drama juga sering disebut “sandiwara”kata ini berasal dari bahasa
Jawa yaitu Sandi (sembunyi) dan Woro
(pesan), yang artinya pesan yang disampaikan secara sembunyi. Drama juga dapat
didefinisikan sebagai cerita yang dipertunjukkan karena pada dasarnya drama
merupakan dialog dari tokoh dalam cerita yang diperankan dalam panggung. Ketika
sebuah drama baru berbentuk naskah, drama tersebut baru dapat dipahami belum
dapat dinikmati.
Drama
juga dapat didefinisikan sebagai cerita yang dipentaskan, suatu cerita yang
baru dapat dinikmati apabila sudah “diperagakan”, sudah diwujudkan dengan
gerak-gerak dan kata di atas pentas atau panggung. Seperti layaknya karaya
sastra lain, cerita drama juga berisi serbaneka kehidupan manusia.
Dalam
pementasan drama ataupun naskah drama, bahasa yang digunakan tidak meninggalkan
“kaidah” karya sastra yang sering menggunakan bahasa konotatif. Lambang bahasa,
kata kiasan, serta dialog yang berirama merupakan bahasa sastra yang juga
digunakan dalam drama. Namun demikian penggunaan bahasa konotatif tersebut
tidak digunakan secara menyeleruh. Hanya seperlunya atau dalam
potongan-potongan kalimat dialog. Penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari
lebih dominan digunakan untuk menghindari kekaburan maksud atau inti dari pesan
yang disampaikan, karena pada dasarnya drama
merupakan miniatur kehidupan masyarakat.
A.
Unsur-unsur drama
|
Saat kita menyaksikan sebuah drama
yang dilakonkan, emosi kita pun terlibat dalam cerita yang diperankan
tersebut. Itu artinya, penulis naskah drama tersebut mampu membangun sebuah
cerita menjadi konflik pada masing-masing tokoh sehingga cerita mengalir
sebagaimana kejadian sesungguhya. Hal itu tidak terlepas dari kemahiran
penulis naskah untuk menghidupkan drama tersebut. Nah, tertarikkah kamu untuk
menulis sebuah naskah drama? Untuk dapat menulis naskah drama yang baik dan
menarik, diperlukan latihan dan pemahaman tentang unsur-unsur yang dapat
membangun sebuah naskah drama. Unsur-unsur tersebut disebut juga dengan unsur
intrinsik drama. Unsur-unsur intrinsik drama, yaitu:
1. Alur atau Plot
Alur
disebut juga plot. Alur adalah jalinan atau rangkaian peristiwa berdasarkan
hubungan waktu dan hubungan sebab- akibat. Sebuah alur cerita juga harus
menggambarkan jalannya cerita dari awal (pengenalan) sampai akhir
(penyelesaian). Alur cerita terjalin dari rangkaian ketiga unsur, yaitu dialog,
petunjuk laku, dan latar/setting. Sebuah alur dapat dikelompokkan dalam
beberapa tahapan, sebagai berikut.
1.Pengenalan
Pengenalan merupakan bagian permulaan pementasan drama, pengenalan para tokoh
(terutama tokoh utama), latar pentas, dan pengungkapan masalah yang akan
dihadapi penonton.
Perhatikan penggalan teks drama berikut ini! .
2. Pertikaian
Setelah tahap pengenalan, drama bergerak menuju pertikaian yaitu pelukisan
pelaku yang mulai terlibat ke dalam masalah pokok.
Perhatikan penggalan teks drama berikut ini!
Pada kutipan di atas terlihat bahwa drama sudah mulai
masuk ke dalam tahap pertikaian atau konflik. Penggambaran masalah sudah
semakin jelas bahwa Trisno sudah membuat karikatur yang mengejek. Kejadian
itu berbahaya seperti terlihat pada perkataan Rini pada dialog di atas, yaitu
"Bahaya?".
3.
Puncak,
Pada tahap ini pelaku mulai terlibat dalam masalah-masalah pokok dan keadaan
dibina untuk menjadi lebih rumit lagi. Keadaan yang mulai rumit ini,
berkembang hingga menjadi krisis. Pada tahap ini penonton dibuat
berdebar, penasaran ingin mengetahui penyelesaiannya.
Perhatikan petikan drama berikut ini!
Pada kutipan di atas dapat dilihat bahwa puncak masalah
itu adalah Anton tidak menyetujui tindakan Trisno yang mencoba membelanya.
Anton menganggap Trisno telah menghinanya, seperti terlihat pada kutipan
dialog yang dicetak tebal di atas.
4.
Penyelesaian
Pada tahap ini dilukiskan bagaimana sebuah drama berakhir dengan penyelesaian
yang menggembirakan atau menyedihkan. Bahkan dapat pula diakhiri dengan
hal yang bersifat samar sehingga mendorong penonton untuk mengira-ngira
dan memikirkan sendiri akhir sebuah cerita.
Perhatikan penggalan teks drama berikut ini!
Pada tahap penyelesaian drama ini dapat dilihat bahwa
drama ini berakhir dengan bahagia karena permasalahan karikatur Trisno yang
mengejek Pak Kusno akan diselesaikan oleh salah satu guru, seperti kalimat
yang dicetak tebal pada kutipan di atas.
2. Perwatakan atau karakter tokoh
Tokoh adalah
orang-orang yang berperan dalam drama. Dalam cerita, umumnya terdapat tokoh
baik (protagonis) dan tokoh jahat (antagonis). Tokoh-tokoh drama disertai
penjelasan mengenai nama, umur, jenis kelamin, ciri-ciri fisik, jabatan, dan
keadaan kejiwaannya. Watak tokoh akan jelas terbaca dalam dialog dan catatan
samping. Watak tokoh dapat dibaca melalui gerak-gerik, suara, jenis kalimat,
dan ungkapan yang digunakan.
Perhatikan
penggalan teks drama berikut ini!
Dari dialog
antara Pak Lurah dengan Pak Jagabaya di atas dapat dilihat bahwa perwatakan
atau karakter kedua tokoh tersebut langsung diceritakan oleh pengarang,
seperti gabungan kata yang tercetak tebal pada teks drama di atas.
3. Dialog
Ciri khas
suatu drama adalah naskah tersebut berbentuk percakapan atau dialog. Penulis
naskah drama harus memerhatikan pembicaraan yang akan diucapkan. Ragam bahasa
dalam dialog antartokoh merupakan ragam lisan yang komunikatif.
Perhatikan
penggalan teks drama berikut ini!
Disebut
dialog karena percakapan itu minimal dilakukan oleh dua orang. Nah, kutipan
teks drama di atas dapat disebut sebagai dialog karena diucapkan secara
bergantian oleh tokoh yang bernama Yanti dan Asdiarti. Selain dialog, dalam
drama juga dikenal istilah monolog (adegan sandiwara dengan pelaku tunggal
yang membawakan percakapan seorang diri; pembicaraan yang dilakukan dengan
diri sendiri), prolog (pembukaan atau pengantar naskah yang berisi keterangan
atau pendapat pengarang tentang cerita yang akan disajikan), dan epilog
(bagian penutup pada karya sastra yang fungsinya menyampaikan intisari atau
kesimpulan pengarang mengenai cerita yang disajikan).
4. Petunjuk laku
Petunjuk laku
atau catatan pinggir berisi penjelasan kepada pembaca atau para pendukung
pementasan mengenai keadaan, suasana, peristiwa, atau perbuatan, tokoh, dan unsur-unsur
cerita lainnya. Petunjuk laku sangat diperlukan dalam naskah drama. Petunjuk
laku berisi petunjuk teknis tentang tokoh, waktu, suasana, pentas, suara,
keluar masuknya aktor atau aktris, keras lemahnya dialog, dan sebagainya.
Petunjuk laku ini biasanya ditulis dengan menggunakan huruf yang dicetak
miring atau huruf besar semua. Di dalam dialog, petunjuk laku ditulis dengan
cara diberi tanda kurung di depan dan di belakang kata atau kalimat yang
menjadi petunjuk laku)
Perhatikan
petikan drama berikut!
5. Latar atau setting
Latar atau
tempat kejadian sering disebut latar cerita. Pada umumnya, latar menyangkut
tiga unsur, yaitu tempat, ruang, dan waktu.
Perhatikan
penggalan teks drama berikut ini!
Dari penggalan teks drama di atas dapat
diketahui bahwa latar cerita tersebut adalah di salah satu ruang yang ada di
sekolah. Hal ini ditunjukkan dengan kata-kata tercetak
tebal yang menunjukkan bahwa dialog tersebut dilakukan di sebuah kelas.
6. Tema
Tema
merupakan gagasan pokok yang terkandung di dalam drama. Tema dikembangkan
melalui alur dramatik melalui dialog tokoh-tokohnya. Tema drama misalnya
kehidupan, persahabatan, kesedihan, dan kemiskinan.
Perhatikan
penggalan teks drama berikut ini!
Tema kutipan
teks drama di atas adalah tentang persahabatan tiga orang,
yaitu Fani, Gina, dan Hana. Tema dalam sebuah cerita, baik novel, maupun
drama, tidak semua seperti contoh di atas yang langsung diungkapkan oleh
pengarang. Namun, lebih banyak tema sebuah cerita dapat ditentukan setelah
membaca keseluruhan cerita.
7. Amanat
Dalam
karyanya, pengarang pasti menyampaikan sebuah amanat. Amanat merupakan
pesan atau nilai-nilai moral yang bermanfaat yang
terdapat dalam drama. Amanat dalam drama bisa diungkapkan secara
langsung (tersurat), bisa juga tidak langsung atau memerlukan pemahaman lebih
lanjut (tersirat). Apabila penonton menyaksikan drama dengan teliti, dia
dapat menangkap pesan atau nilai-nilai moral tersebut. Amanat akan lebih
mudah ditangkap jika drama tersebut dipentaskan.
Perhatikan
penggalan teks drama berikut ini!
Pada kutipan
di atas, amanat petikan drama tersebut diungkapkan secara tersurat oleh
pengarang, yaitu "Kreativitas harus dibangkitkan"
|
B. Jenis-jenis drama
Jika kamu pernah menonton sinetron atau film, pernahkah kamu
menonton sebuah pertunjukan wayang atau lenong? Nah, sinetron, film, wayang,
dan lenong juga merupakan drama. Sinetron dan film merupakan jenis drama
modern, sedangkan wayang dan lenong merupakan jenis drama klasik. Agar kamu
lebih memahaminya, bacalah pembagian drama berikut ini
1. Drama menurut masanya dapat dibedakan dalam dua jenis,
yaitu
- Drama Baru/Drama Modern Drama baru adalah drama yang memiliki tujuan memberikan
pendidikan kepada masyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia
sehari-hari. Contoh drama baru/modern adalah sinetron, opera, dan film.
- Drama Lama/Drama Klasik
Drama lama adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang
kesaktian, kehidupan istana atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian
luar biasa, dan sebagainya. Contoh drama tradisional/klasik, seperti lenong (pertunjukan
sandiwara dengan gambang kromong dari Jakarta), topeng Betawi, dagelan/ketoprak (sandiwara tradisional Jawa dengan iringan musik
gamelan, diringi tarian dan tembang), wayang yang dimainkan seorang dalang,
dan randai (tarian yang dibawakan oleh sekelompok orang yang
berkeliling membentuk lingkaran dan menarikannya sambil bernyanyi dan
bertepuk tangan).
2. Drama menurut kandungan isi ceritanya, yaitu
- Drama komedi adalah drama yang lucu dan menggelitik penuh
keceriaan.
- Drama tragedi adalah drama yang ceritanya sedih penuh
kemalangan.
- Drama tragedi-komedi adalah drama yang ada sedih dan
ada lucunya.
- Opera adalah drama yang mengandung musik dan nyanyian.
- Lelucon/Dagelan Lelucon adalah drama yang lakonnya selalu
bertingkah pola jenaka merangsang gelak tawa penonton.
- Operet / Operette adalah opera yang ceritanya lebih
pendek.
- Pantomim Pantomim adalah drama yang ditampilkan dalam
bentuk gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa pembicaraan.
- Tablo adalah drama yang mirip pantomim yang dibarengi
oleh gerak-gerik anggota tubuh dan mimik wajah pelakunya.
- Passie adalah drama yang mengandung unsur
agama/relijius.
- Wayang adalah drama yang pemain dramanya adalah boneka
wayang.
C. Naskah
Setelah kita mengenal
berbagai macam unsur-unsur dan jenis-jenis drama , akhirnya sampailah kita pada
naskah. Naskah disini diartikan sebagai bentuk tertulis dari suatu drama.
Sebuah naskah walaupun telah dimainkan berkali-kali, dalam bentuk yang
berbeda-beda, naskah tersebut tidak akan berubah mutunya. Sebaliknya sebuah
atau beberapa drama yang dipentaskan berdasarkan naskah yang sama dapat berbeda
mutunya. Hal ini tergantung pada
penggarapan dan situasi, kondisi, serta tempat dimana dimainkan naskah
tersebut.
Sebuah naskah yang baik harus memiliki tema, pemain / lakon dan plot atau
rangka cerita.
- Tema
Tema adalah rumusan inti
sari cerita yang dipergunakan dalam menentukan arah dan tujuan cerita. Dari
tema inilah kemudian ditentukan lakon-lakonnya.
- Lakon
Dalam cerita drama lakon
merupakan unsur yang paling aktif yang menjadi penggerak cerita.oleh karena itu
seorang lakon haruslah memiliki karakter, agar dapat berfungsi sebagai
penggerak cerita yang baik. Disamping
itu dalam naskah akan ditentukan dimensi-dimensi sang lakon. Biasanya ada 3
dimensi yang ditentukan yaitu :
v Dimensi fisiologi
; ciri-ciri badani
usia, jenis kelamin, keadaan tubuh,
cirri-ciri muka,dll.
v
Dimensi sosiologi
; latar belakang kemasyarakatan
status sosial, pendidikan, pekerjaan, peranan
dalam masyarakat, kehidupan pribadi, pandangan hidup, agama, hobby, dll.
v
Dimensi psikologis
; latar belakang kejiwaan
temperamen, mentalitas, sifat, sikap dan
kelakuan, tingkat kecerdasan, keahlian dalam bidang tertentu, kecakapan,
dll.
Apabila kita mengabaikan salah satu saja
dari ketiga dimensi diatas, maka lakon yang akan kita perankan akan menjadi
tokoh yang kaku, timpang, bahkan cenderung menjadi tokoh yang mati.
- Plot
Plot
adalah alur atau kerangka cerita. Plot adalah suatu keseluruhan peristiwa
didalam naskah. Secara garis besar, plot drama dapat dibagi menjadi beberapa
bagian yaitu :
§
Pemaparan (eksposisi)
Bagian
pertama dari suatu pementasan drama adalah pemaparan atau eksposisi. Pada bagian ini diceritakan mengenai tempat,
waktu dan segala situasi dari para pelakunya. Kepada penonton disajikan sketsa
cerita sehingga penonton dapat meraba dari mana cerita ini dimulai. Jadi
eksposisi berfungsi sebagai pengantar cerita.
§
Dialog
Dialog berisikan kata-kata. Dalam drama
para lakon harus berbicara dan apa yang diutarakan mesti sesuai dengan
perannya, dengan tingkat kecerdasannya, pendidikannya, dsb. Dialog berfungsi
untuk mengemukakan persoalan, menjelaskan perihal tokoh, menggerakkan plot
maju, dan membukakan fakta.
§
Komplikasi awal atau
konflik awal
Kalau pada bagian pertama tadi situasi
cerita masih dalam keadaan seimbang maka pada bagian ini mulai timbul suatu
perselisihan atau komplikasi. Konflik merupakan kekuatan penggerak drama.
§
Klimaks dan krisis
Klimaks dibangun melewati krisis demi
krisis. Krisis adalah puncak plot dalam adegan. Konflik adalah satu komplikasi
yang bergerak dalam suatu klimaks.
§
Penyelesaian
(denouement)
Drama terdiri dari sekian adegan, dimana
didalamnya terdapat krisis-krisis yang memunculkan beberapa klimaks. Satu
klimaks terbesar dibagian akhir selanjutnya diikuti adegan penyelesaian.
D. Membuat
naskah drama
Drama merupakan bentuk karya sastra
yang bertujuan menggambarkan kehidupan dengan cara dipentaskan untuk
masyarakat. Oleh karena itu, pada umumnya, cerita drama berisi tentang kejadian
atau peristiwa yang terjadi dalam masyarakat. Biasanya drama menceritakan
tentang kemiskinan, perjuangan hidup, serta cinta kepada orang tua. Supaya
drama yang kita tampilkan menarik, hal terpenting yang harus diperhatikan
adalah naskah drama itu sendiri. Naskah drama harus manarik sehingga pesan apa
yang ingin kita sampaikan dapat diterima dengan baik oleh para penonton. Berikut
ini adalah cara mambuat naskah drama:
1. Menentukan Tema
Tema merupakan unsur yang sangat
penting dalam penulisan naskah, baik puisi, prosa, maupun drama. Tema
merupakan gagasan pokok yang terkandung di dalam drama. Tema dikembangkan
melalui alur dramatik melalui dialog tokoh-tokohnya. Tema drama misalnya
kehidupan, persahabatan, kesedihan, dan kesedihan.
Kriteria tema yang baik yaitu:
- Aktual
Aktual dapat diartikan dengan kejadian yang benar-benar terjadi atau
sesuai dengan kenyataan.
- Tidak menyinggung SARA
SARA adalah kependekan dari suku, agama, ras, dan antargolongan.
Artinya, tema sebuah karya sastra tidak boleh menyinggung suku, agama,
ras, atau antargolongan tertentu.
- Memberi suatu pengajaran/pendidikan bagi pembacanya
Tema sebuah cerita yang baik adalah yang dapat memberikan pengajaran
dan pendidikan bagi pembacanya. Dengan kata lain, tema yang dipilih
bukanlah tema yang tidak bermanfaat.
2. Mendata Satuan Peristiwa
Peristiwa
yang kita alami sehari-hari dapat dijadikan dasar untuk menulis sebuah naskah
drama. Coba pilihlah satu peristiwa yang paling berkesan atau sangat istimewa
dalam kehidupanmu untuk diangkat menjadi naskah drama. Pada materi ini, kita
akan mempelajari cara membuat naskah drama satu babak. Satu babak dalam naskah
drama terdiri atas beberapa adegan.
Pada
bagan di atas telihat bahwa sebuah drama terdiri atas beberapa babak. Babak
adalah bagian besar dalam suatu drama atau lakon yang terdiri atas beberapa
adegan. Adegan adalah bagian dari babak yang ditandai dengan pergantian formasi
atau posisi pemain di atas pentas. Sebuah adegan terdiri atas satuan-satuan
peristiwa.
Kita
bisa membuat naskah drama satu babak dengan cara mengidentifikasi peristiwa
yang pernah dialami. Lalu, susunlah menjadi satuan-satuan peristiwa. Kemudian
satuan-satuan peristiwa tersebut disusun menjadi sebuah adegan. Gabungan
adegan-adegan itulah yang dapat membentuk satu babak dalam drama.
3. Menyusun Sinopsis/Kerangka
Contoh identifikasi peristiwa yang
umumnya pernah dialami, yaitu
- Saat pertama berjumpa dengannya,
- Saat menanti keputusan dari si cewek itu,
- Saat orang tua sedang dirawat di rumah sakit,
- Saat mewawancarai mang lili.
Setelah mengidentifikasi
peristiwa-peristiwa yang pernah dialami, datalah satuan-satuan peristiwa
tersebut.
Agar lebih jelas, perhatikan contoh satuan-satuan peristiwa berikut ini!
Peristiwa yang dialami adalah ”Saat akan menerima
berita kelulusan dari SMAN 1 Sukatani”
- Aku dan teman- teman telah mengikuti ujian
akhir sekolah berstandar nasional pada tanggal 12 Mei 2011.
- Kami tak sabar ingin mengetahui hasil ujian tersebut.
- Pengumuman hasil ujian tersebut masih lama,
kira-kira tanggal 26 Juni 2011.
- Kami hanya bisa berdoa dan berserah diri
kepada-Nya.
- Hari yang dinantikan itu pun tiba.
- Pagi itu, 26 Juni 2011, aku terus memohon
kepada-Nya agar aku dan teman-temanku lulus dari SMAN 1 Sukatani.
- Ternyata aku lulus. Semua temanku juga lulus.
Senangnya hatiku.
Nah, sekarang satuan-satuan
peristiwa tersebut telah menjadi kerangka dasar. Setelah langkah ini,
satuan-satuan peristiwa tersebut dapat dibuat menjadi sebuah sinopsis.
Data satuan peristiwa yang sudah
disusun kemudian dikembangkan menjadi sinopsis atau kerangka naskah
yang selanjutnya disusun menjadi naskah drama satu babak.
Setiap karangan biasanya terdiri atas tiga bagian struktur pokok atau
kerangka karangan, yaitu :
- Pendahuluan
Bagian pendahuluan adalah bagian yang menjelaskan tema yang akan
diterangkan pada karya tulis tersebut secara padat, jelas, dan
ringkas kepada para pembaca.
- Puncak/Klimaks.
Bagian klimaks adalah bagian yang memunculkan konflik cerita yang terjadi
di antara tokoh-tokoh. Kejadian dalam konflik bisa bermacam-macam
bentuknya mulai dari yang ringan sampai yang rumit,
- Penyelesaian
Bagian Penyelesaian adalah bagian yang berisi jawaban penyelesaian dari
konflik dalam cerita. Kesimpulan akhir cerita bisa berakhir bahagia dan
bisa juga berakhir tragis.
Dari contoh data satuan peristiwa
”Saat akan menerima berita kelulusan dari SMAN 1 Sukatani”, dapat dikembangkan
sinopsis/kerangka seperti berikut ini.
Pada tanggal 12 Mei 2011 lalu aku dan
teman-teman mengikuti ujian akhir sekolah berstandar nasional
di SMAN 1 Sukatani, Bekasi. Ujian itu berlangsung selama tujuh
hari, dari hari Senin hingga Jumat. Sekarang aku dan teman-teman
sedang menunggu pengumuman kelulusan itu. Kami tak sabar ingin
mengetahui hasil ujian tersebut. Hal ini wajar karena pengumuman hasil
ujian tersebut masih lama, kira-kira tanggal 26 Juni 2011. Meskipun
aku dan teman-teman sudah berusaha sebaik mungkin mempersiapkan diri
untuk menghadapi ujian tersebut, tetap saja kami merasa tidak
tenang. Kami hanya bisa berdoa dan berserah diri kepada-Nya.
Hingga hari yang dinantikan itu pun tiba. Pagi itu, 26 Juni 2011,
aku terus memohon kepada-Nya agar aku dan teman-temanku lulus dari SMA.
Oh, betapa senangnya hatiku karena aku lulus ujian, juga teman-temanku.
Sinopsis di atas terbagi atas tiga
bagian, yaitu pendahuluan pada kalimat yang tercetak biru, puncak
atau klimaks pada kalimat yang tercetak merah, dan penyelesaian pada
kalimat yang tercetak hijau.
4. Mengembangkan Sinopsis Menjadi
Naskah Satu Babak
Tiga langkah menulis drama telah
dilakukan, yaitu menentukan tema, mendata satuan peristiwa, dan menyusun data
satuan peristiwa tersebut menjadi sebuah naskah drama satu babak.
Berikut ini adalah contoh penggalan naskah drama satu babak yang dibuat
berdasarkan sinopsis/kerangka di atas.
Panggung menggambarkan sebuah
kelas. Ada empat meja, empat kursi murid, sebuah meja dan kursi untuk
guru, dan sebuah papan tulis. Di dinding kelas terlihat foto Bapak
Presiden dan Wakil Presiden. Letak perlengkapan itu diatur sedemikian
rupa sehingga memberikan kesan sebuah kelas.
Putri, seorang pelajar kelas XII, tampak tengah berbincang dengan teman
sebangkunya.
Putri
|
:
|
(Sambil menulis sesuatu di buku
tulisnya) Bay, kamu yakin kalau kita akan lulus UN?
|
Obay
|
:
|
(Sedang asik membaca sebuah buku
cerita) Aku yakin, Put. Kita ’kan sudah berusaha semaksimal mungkin.
|
Putri
|
:
|
Iya, aku tahu, tapi
pengumuman kelulusan itu masih lama. Ujian itu baru berlalu lima
hari yang lalu.
Aku penasaran ingin cepat mengetahui hasilnya.
|
Obay
|
:
|
Sabarlah Put..
|
Putri
|
:
|
Tapi aku benar-benar penasaran.
|
Obay
|
:
|
Bukan cuma kamu yang penasaran, Put.
Aku juga.
|
Putri
|
:
|
Betul. Teman-teman yang lain juga
pasti seperti kita, ya, Bay?
|